Bagaimana Jika Dipekerjakan Tidak Sesuai Jobdesk?

Bagaimana Jika Dipekerjakan Tidak Sesuai Jobdesk

Buruh Asahan - Saat berbicara mengenai hubungan kerja, banyak orang yang sering kali bingung tentang apa sebenarnya yang menjadi hak dan kewajiban dalam suatu perjanjian kerja. Saya pernah mengalami hal yang sama ketika memulai karir saya. Bayangkan, ketika saya baru lulus dan bersemangat memulai pekerjaan pertama saya, saya tidak sepenuhnya memahami semua detail perjanjian yang saya tanda tangani. Saya pikir yang terpenting adalah mendapatkan pekerjaan. Namun, saya belajar dengan cara yang agak sulit bahwa memahami perjanjian kerja itu sangat penting.

Menurut Pasal 50 UU Ketenagakerjaan, hubungan kerja terbentuk melalui perjanjian antara pengusaha dan pekerja. Ini bukan sekadar formalitas, tetapi merupakan landasan yang sangat penting bagi hubungan kerja itu sendiri. Perjanjian kerja mencakup syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban bagi kedua belah pihak. Dari pengalaman saya, perjanjian kerja yang baik adalah yang mengatur semuanya dengan jelas—dari deskripsi pekerjaan hingga gaji dan jam kerja.

Saat itu, saya ingat betul ada satu teman yang bekerja di perusahaan yang sama dengan saya. Dia sering mengeluh tentang tugas yang tidak sesuai dengan deskripsi pekerjaannya. Ternyata, dia tidak memperhatikan detail dalam kontrak kerja yang ditandatangani. Ketika dia diharuskan melakukan pekerjaan di luar jobdesk-nya, dia merasa sangat tertekan dan tidak berdaya.

Dari pengalaman itu, saya ingin berbagi beberapa hal yang penting untuk dipahami tentang hubungan kerja dan jobdesk. Mari kita telaah lebih dalam.


Pentingnya Memahami Jobdesk

Jobdesk adalah apa yang diharapkan dari Anda sebagai pekerja. Jika Anda bekerja di perusahaan yang sama dengan kolega Anda, namun diberi tugas yang berbeda, penting untuk tahu apa yang tertulis dalam perjanjian kerja Anda. Apakah Anda sudah sepenuhnya memahami apa yang menjadi tanggung jawab Anda?

Kembali ke pengalaman saya, ketika saya tidak mematuhi jobdesk saya, atasan mulai memerintahkan saya untuk mengerjakan hal-hal yang bukan tugas utama saya. Saya ingat betul saat itu saya diminta untuk membantu tim pemasaran meskipun pekerjaan utama saya adalah di bidang pengembangan produk. Awalnya, saya merasa senang bisa membantu. Namun, lama-kelamaan, pekerjaan saya jadi tidak teratur dan hasilnya pun tidak optimal.

Mungkin Anda bertanya, "Apa yang bisa terjadi jika kita tidak mengikuti jobdesk?" Nah, dalam peraturan yang berlaku, jika pekerjaan Anda tidak sesuai dengan apa yang telah disepakati dalam perjanjian, Anda berhak untuk mengajukan permohonan PHK. Dalam hal ini, Anda bisa mengacu pada Pasal 81 angka 45 Perppu Cipta Kerja, di mana diatur bahwa PHK bisa terjadi jika Anda diminta untuk melakukan pekerjaan di luar yang diperjanjikan.


Ketahui Hak dan Kewajiban Anda

Setiap hubungan kerja pasti memiliki hak dan kewajiban. Saya belajar hal ini dengan cukup sulit. Suatu ketika, saya merasa tidak dihargai karena jam kerja saya yang melebihi batas. Namun, saya tidak pernah mengingat bahwa saya memiliki hak atas kompensasi lebih untuk lembur. Ini adalah pelajaran penting yang harus dipahami oleh setiap pekerja.

Jika Anda menemukan diri Anda dalam posisi di mana atasan meminta Anda melakukan pekerjaan yang bukan tanggung jawab Anda, ada baiknya Anda berbicara. Jangan ragu untuk mengingatkan mereka tentang apa yang tertulis dalam perjanjian kerja. Itu adalah hak Anda untuk mendapatkan kejelasan mengenai tugas dan tanggung jawab.


Ketika Jobdesk Tidak Sesuai

Ketika saya mendengar teman saya berjuang dengan jobdesknya, saya menyadari bahwa ini adalah masalah yang lebih besar daripada yang saya kira. Dalam praktiknya, masih banyak pekerja yang melakukan tugas di luar jobdesk mereka. Ini bisa menjadi masalah serius jika tidak ditangani dengan baik. Jika Anda merasa terpaksa melakukan pekerjaan di luar kesepakatan, itu bisa menjadi alasan untuk mengajukan PHK.

Dalam hal ini, Anda berhak atas pesangon dan uang penghargaan masa kerja. Namun, itu semua bergantung pada bagaimana Anda mengelola komunikasi dengan atasan. Ketika saya menghadapi masalah ini, saya mencoba untuk berbicara dengan atasan secara terbuka. Meskipun itu terasa menakutkan, komunikasi yang baik sangat membantu dalam menyelesaikan konflik.


Kunci Komunikasi yang Baik

Dari pengalaman saya, kunci utama dalam menjaga hubungan kerja yang sehat adalah komunikasi. Berbicara dengan atasan Anda tentang jobdesk dan tanggung jawab yang jelas dapat membantu menghindari kesalahpahaman di kemudian hari. Anda tidak perlu menunggu hingga masalah muncul untuk berbicara. Cobalah untuk melakukan diskusi terbuka tentang ekspektasi di awal hubungan kerja.

Selalu ingat, jika Anda merasa bahwa Anda diperlakukan tidak adil atau dipaksa untuk melakukan pekerjaan di luar kesepakatan, Anda memiliki hak untuk bersuara. Ini bukan hanya tentang Anda; ini tentang menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan saling menghormati.


Kesimpulan

Jadi, intinya adalah, memahami hubungan kerja dan jobdesk sangatlah penting. Jangan sampai Anda terjebak dalam situasi yang tidak diinginkan karena kurangnya pemahaman tentang hak dan kewajiban Anda. Saya harap pengalaman yang saya bagikan ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi Anda. Selalu ingat untuk membaca dan memahami perjanjian kerja Anda dengan baik, serta jangan ragu untuk berbicara jika ada yang terasa tidak sesuai.

Memang, tidak ada jaminan bahwa setiap hubungan kerja akan berjalan mulus. Namun, dengan memahami posisi Anda dan berkomunikasi dengan baik, Anda bisa menghindari banyak masalah yang mungkin muncul di masa depan. Dan jika Anda perlu, mintalah saran hukum untuk memastikan Anda berada di jalur yang benar. Semoga pengalaman saya ini bermanfaat bagi Anda!